Please feel free to quote part of information provided here, with an acknowledgment to the source.

15.8.17

On the Trail of Malay Manuscripts (repost)

Let me repost this short lovely article by Zaharah Othman on Datuk Dr. Annabel Teh Gallop, as I also highly respect Dr. Gallop for her great dedication to the study and preservation of Malay manuscripts. It is my honor to know her personally and to involve in several joint projects with her relating to manuscripts from the Malay world.

==========
By ZAHARAH OTHMAN - 
Some of the finest Malay manuscripts from the collection of the British Library are on their way to Singapore now for an exhibition entitled Tales from the Malay World: Manuscripts and Early Malay Books. Bringing 16 Malay manuscripts from the British Library and guarding them jealously (understandably so), is the lead curator of the Southeast Asian Collection, Datuk Dr Annabel Teh Gallop, who will be speaking authoritatively on the illuminations and the exquisite masterpieces; a rich heritage of the Malay world.
Gallop, who studied Maths, took a totally different career path after her PhD on Malay Seals. She had taken a keen interest in the Malay world and what it has to offer, delving into the Malay world during what must have been its glorious years.
As an authority on Malay manuscripts, letters, documents and seals and the art of the Islamic book in Southeast Asia, an exhibition and a conference on Malay manuscript would not be complete without her presence.

Read More......

21.6.17

Jangan Menjadi Marawi

KOMPAS, 21 Juni 2017
------

Saya tak pernah membayangkan kota Marawi di Mindanao, Filipina selatan, akan mengalami tragedi terburuknya saat ini. Saat melakukan riset atas manuskrip-manuskrip kuno di Marawi bersama Profesor Kawashima Midori dari Sophia University, Tokyo, Februari 2012, situasi keamanan masih cukup terkendali. Obrolan dengan tokoh agama dan masyarakat setempat saat itu pun nyaris tidak pernah menyinggung adanya kemungkinan kota ini diakuisisi oleh kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam.

Sebagian besar tokoh Islam yang kami temui di Marawi berpaham Islam moderat, alumni Al Azhar, Kairo, dan sangat menghormati Muslim Indonesia. Kami sangat leluasa menjalankan misi penyelamatan manuskrip kuno sebagai benda bersejarah (cultural heritage) di Marawi, melalui digitalisasi dan kajian. Semua berubah ketika kelompok militan Maute muncul ke permukaan!

Read More......

10.10.16

The Archive of Yogyakarta digitised: The British Library

The British Library baru saja mempublikasikan hasil digitalisasi naskah-naskah asal Kraton Yogyakarta abad ke 19, sehingga ribuan halaman naskah terkait sejarah Kraton Yogyakarta itu kini dapat dibaca secara online oleh khalayak luas. Ini juga merupakan kesempatan besar untuk para mahasiswa dan peneliti Indonesia terkait sejarah Jawa khususnya, untuk menggali kekayaan khazanah manuskrip kita.

Mengingat pentingnya naskah-naskah tersebut, di bawah ini saya reposting informasinya. Untuk keterangan lengkap dengan sejumlah foto menarik, silahkan berkunjung langsung ke laman Blog the British Library tersebut.

---------------------
The ‘Archive of Yogyakarta’ refers to a collection of some four hundred manuscript documents in Javanese dating from 1772 to 1813, originating from the court of Yogyakarta. A highly important source for the political, economic, social, administrative and legal history of central Java in the late eighteenth and early nineteenth centuries, the archive comprises official reports, letters, accounts and other documents as well as the private papers of Sultan Hamenkubuwana II (r. 1792-1810, 1811-1812, 1826-1828) and his successor Sultan Hamengkubuwana III (r. 1812-1814).

Read More......

16.9.16

Riset dan Menulis: Pengalaman Pribadi (1)

ASAFAS, Kyoto University
Sulit melukiskan emosi yang meledak-ledak saat saya sudah menemukan alur ide yang akan ditulis, dengan tumpukan referensi primer dan sekunder yang siap kutip, lengkap dengan nomor-nomor halamannya, dan terutama dengan mutu informasi yang meyakinkan.

Luapan emosi semacam itu biasanya semakin menjadi-jadi saat saya memulai menulis paragraf pertama, bersambung ke paragraf kedua, ketiga, dan seterusnya. Alur ide dalam kepala sering melintas lebih cepat ketimbang sepuluh (kadang menggunakan ‘sebelas’) jari yang menari-nari di atas papan tombol (keyboard) komputer, sehingga saya seirngkali memanfaatkan aplikasi tertentu untuk menyimpan ide-ide yang berseliweran. Ini penting, biar gak lupa saat dibutuhkan.

Read More......