Please feel free to quote part of information provided here, with an acknowledgment to the source.

31.7.06

Diterbitkan, Katalog Manuskrip Palembang

Kompas, Senin 31 Juli 2006

Laporan Wartawan Kompas Ilham Khoiri

PALEMBANG, KOMPAS - Sebanyak 215 manuskrip asal Palembang, Sumatera Selatan, akhirnya diterbitkan setelah melalui penelitian tahun 2003. Katalog ini diharapkan dapat mendokumentasikan warisan intelektual dan budaya yang sebagian besar ditulis sekitar abad 18-19 Masehi pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Sumatera Selatan (Manassa Sumsel), Surip Suwandi, di Palembang, Senin (31/7), mengungkapkan katalog manuskrip yang terdiri dari 324 halaman itu diterbitkan Yayasan Naskah Nusantara (Yanassa) dan Tokyo University of Foreign Studies (TUFS) Jepang. "Sebenarnya masih ada ratusan manuskrip lain yang belum masuk katalog, yang sebagian besar masih disimpan di rumah penduduk. Mungkin itu akan didokumentasikan pada kesempatan berikutnya," kata Surip.

Katalog berisi tinjauan singkat tentang 215 manuskrip yang membicarakan berbagai tema keagamaan, seperti tasawuf, tafsir, sejarah, hadis, dan surat-menyurat. Naskah itu berasal dari koleksi yang disimpan sejumlah keluarga keturunan Kesultanan Palembang Darussalam, keturunan arab intelektual, atau keluarga ulama pada masa kesultanan. Sebagian besar naskah berusia sekitar 200 tahun, ditulis tangan dengan menggunakan aksara Arab Jawi berbahasa Melayu atau Arab.

Saat memberikan sambutan peluncuran katalog pada Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara, Ketua Yanassa Achadiati, mengungkapkan, katalog akan mempermudah siapa pun yang hendak meneliti manuskrip Palembang untuk melacak langsung kepada keluarga yang menyimpannya. Naskah tersebut merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan, dan pemerintah daerah hendaknya dapat mengelola tempat penyimpanan naskah sehingga lebih terjaga dari kerusakan dan jual-beli.

"Jangan sampai naskah yang didokumentasikan itu hilang begitu saja sehingga yang tersisa kemudian hanya buku katalog sebagai kenangan. Semua naskah itu menggambarkan kehidupan spiritual, pemikiran, dan gaya hidup bangsa di masa lalu. Pengetahuan tersebut dapat memberikan inspirasi dan pencerahan bagi kehidupan bangsa di masa kini," katanya.

Menurut Ketua Umum Manassa Pusat, Titik Pujiastuti, terdapat puluhan ribu naskah yang tersebar di seluruh Nusantara. Dari semua itu, baru sekitar 15.000 yang pernah dicatat dan diketahui, dan sekitar 10.000 naskah di antaranya tersimpan di Perpustakaan Nasional. "Hingga kini, baru sekitar 1.000 naskah yang pernah dibaca, dipelajari, atau diteliti. Puluhan ribu naskah lain masih belum terjamah. Itu terjadi karena jumlah filolog dan peneliti naskah di Indonesia masih sangat terbatas, mungkin hanya sekitar 100-an orang," katanya.

0 Kommentare: