Please feel free to quote part of information provided here, with an acknowledgment to the source.

12.11.06

Filologi dan Penelitian Teks-teks Keagamaan



Abstraksi

Pendekatan filologi, sebagai salah satu sarana untuk menggali khazanah keilmuan, khususnya khazanah pengetahuan lama, tampaknya baru belakangan ini saja dilirik oleh civitas akademika perguruan tinggi keagamaan semisal UIN/IAIN.

Saya sendiri cenderung mengembangkan filologi yang tidak “standar”, tidak terlalu menempatkan masalah keaslian teks sebagai fokus utama penelitian, melainkan lebih pada analisis sifat, fungsi, dan makna dari sekolompok naskah yang menjadi sumber utama penelitian, serta untuk merekonstruksi konteks serta dinamika dan perkembangan sebuah peristiwa yang terkandung dalam naskah-naskah tersebut. Pendekatan seperti ini rasanya lebih terasa “hidup”, khususnya karena menekankan kontekstualisasi teks-teks yang dikaji itu. Tentu saja, hal ini tidak serta merta berarti mengenyampingkan pentingnya penelusuran sebuah teks dalam bentuk aslinya.

Penelitian terakhir tentang Tarekat Shattariyyah di Sumatra Barat yang saya lakukan (Fathurahman 2003) juga menggunakan pendekatan seperti ini, dengan menggabungkan pendekatan filologis dan sejarah sosial-intelektual. Sekelompok naskah tentang tarekat Shattariyyah, baik yang bersifat ajaran maupun bersifat kesejarahan, dihimpun dan dianalisis untuk melihat dinamika dan perkembangan tarekat Shattariyyah tersebut sejak kedatangannya di Tanah Minang.

Para peneliti di UIN/IAIN memiliki kesempatan untuk mengembangkan "perkawinan" dua tradisi penelitian, yakni: tradisi penelitian keagamaan, dan tradisi penelitian ilmu-ilmu budaya (humaniora), khususnya yang memanfaatkan naskah (manuscripts) sebagai sumber utama kajiannya.

Saat ini, di satu sisi, tradisi penelitian keagamaan (Islamic studies), telah banyak dikembangkan di sejumlah perguruan tinggi agama, seperti Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN), dan beberapa perguruan tinggi agama lainnya. Akan tetapi, sejauh ini, tradisi penelitian keagamaan tersebut belum secara maksimal mengapresiasi sumber-sumber lokal seperti manuskrip, yang seringkali menyimpan "kearifan lokal".

Di sisi lain, tradisi penelitian yang memberikan perhatian besar terhadap khazanah budaya semisal naskah ini, telah berkembang sedemikian rupa di sejumlah perguruan tinggi umum seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (Unand), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan beberapa universitas umum lainnya. Hanya saja, sejauh ini, tradisi penelitian naskah tersebut belum memaksimalkan keberadaan naskah-naskah keagamaan, khususnya yang ditulis dalam bahasa Arab, yang jumlahnya relatif banyak tersebut.


0 Kommentare: