Please feel free to quote part of information provided here, with an acknowledgment to the source.

3.3.09

Manuskrip Islam dalam Kancah Akademis

Stefanie Brinkmann & Beate Wiesmueller (eds.), From Codicology to Technology: Islamic Manuscripts and their Place in Scholarship, Berlin: Frank & Timme GmbH, 2009.

------------------------------
Jejak-jejak peradaban dan kegemilangan Islam masa lalu banyak terekam dalam bentuk naskah tulisan tangan (manuscript). Kini, manuskrip-manuskrip tersebut dijumpai, dan tersebar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di wilayah-wilayah yang pada masanya merupakan pusat peradaban Islam, melainkan juga di negara-negara lain yang tidak pernah menjadi pusat keislaman, tetapi saat ini secara akademis memberikan perhatian besar terhadap tradisi pernaskahan Islam itu sendiri.

Eropa adalah salah satu wilayah yang memiliki tradisi akademis sedemikian kuat di bidang teks dan pernaskahan keislaman. Sejumlah universitas dan perpustakaan di Eropa, sebut saja misalnya Staatsbibliothek zu Berlin, Leipzig University Library, dan Leiden University Library, dikenal sebagai gudang penyimpan naskah-naskah Islam (Islamic manuscripts) berbahasa Arab, Persia, dan Turki, yang berasal dari periode Islam awal, dan termasuk di antaranya naskah-naskah keislaman Nusantara dalam bahasa-bahasa lokal, seperti Jawa dan Melayu.

Sarjana-sarjana Eropa khususnya, sadar betapa naskah-naskah Islam tersebut memiliki posisi signifikan sebagai bukti tertulis otentik berkaitan dengan sejarah peradaban Islam masa lalu. Karenanya, tidak sedikit sarjana Eropa yang meletakkan dasar-dasar kesarjanaannya pada manuskrip-manuskrip Islam, termasuk yang berasal dari Nusantara. Berbagai kajian terhadap aspek-aspek pernaskahan Islam pun terus dilakukan, sehingga semakin tampaklah betapa pentingnya manuskrip-manuskrip tersebut dalam konteks akademis internasional, hal yang seringkali dibaikan oleh dunia akademis di negeri sendiri.

Buku yang disunting oleh Stefanie Brinkmann dan Beate Wiesmueller ini merupakan salah satu bukti atas pentingnya manuskrip Islam dalam konteks keilmuan, seperti yang saya kemukakan di atas. Sejumlah artikel yang ditulis oleh sarjana-sarjana pemerhati manuskrip menunjukkan bahwa manuskrip Islam merupakan sumber tak ternilai bagi tumbuhnya tradisi akademis dalam berbagai bidang, seperti sejarah, filsafat, kodikologi, kepustakaan, katalogisasi, dan bahkan yang paling belakangan adalah bagi perkembangan teknologi presentasi perpustakaan digital online.

Buku ini diawali oleh pengantar yang sangat baik dari kedua penyunting. Lebih dari sekedar sebuah pengantar terhadap artikel-artikel yang dikemukakan, kedua penyunting menyuguhkan informasi yang sangat berharga berkaitan dengan situs-situs di seantero jagat yang menyediakan berbagai fasilitas online berkaitan dengan katalog dan naskah-naskah keislaman, termasuk di dalamnya situs naskah-naskah Aceh, yang dihasilkan melalui kerja sama antara Museum Negeri Aceh, Leipzig University, Yayasan dan Museum Ali Hasjmy Banda Aceh, Pusat Kajian Pendidikan dan Kemasyarakatan (PKPM) Aceh, dan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa).

Berikutnya, kumpulan artikel dalam buku ini dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yakni "Scholars and Manuscripts", yang memuat tulisan, secara berturut-turut, Rosemarie Quiring-Zoche berjudul an early manuscript of al-Baydawi's Anwar al-tanzil and the model it has been copied from; Oman Fathurahman, berjudul Further research on Ithaf al-dhaki manuscripts by Ibrahim al-Kurani; dan Arnoud Vrolijk, berjudul "entirely free from the urge to publish" - the 18th century attempts at an edition of the Arabic proverbs of al-Maydani.

Bagian kedua adalah "Codicology", yang memuat tulisan Francois Deroche berjudul Inks and page setting in early Qur'anic manuscipts; Edwin P. Wieringa, berjudul Some Javanese characteristics of a Qur'an manuscript from Surakarta; dan Nikolaj Serikoff, berjudul An Arabic "Book of Dream" from an Ottoman imperial collection.

Bagian terakhir adalah "Collections, Cataloguing, and New Technologies", yang berisi artikel Avihai Shivtiel berjudul The Arabic manuscripts at the University of Cambridge and the position of the Cairo Genizah documents among other collections; Michaela Hoffmann-Ruf, berjudul Private documents from Oman: the archive of the 'Abriyin of al-Hamra; Marijana Kavcic, berjudul Arabic manuscripts of the National and University library "St. Kliment Ohridski", Skopje, Republic of Macedonia; dan artikel bersama oleh Stefannie Brinkmann, Thoralf Hanstein, Verena Klemm dan Jens Kupferschmidt, berjudul From the past to present: Islamic manuscripts in Leipzig.

Saya sangat berbangga hati menjadi bagian dari para penulis dalam buku ini, meski jujur saya merasa masih jauh dari sejajar dengan nama-nama lain di sana. Saya hanya berharap bahwa kontribusi kecil saya dalam buku ini dapat mendorong minat sarjana-sarjana Indonesia lainnya untuk turut melirik kajian dan pemeliharaan manuskrip Indonesia khususnya, yang sementara ini masih banyak terbengkalai.

Untuk penerbitan artikel saya dalam buku ini, saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya untuk kedua editor, Stefanie Brinkmann dan Beate Wiesmueller, yang terus-menerus mengingatkan saya untuk menyelesaikan tulisan, yang awalnya merupakan paper dalam "the 30th German Congress of Oriental Studies (Deutscher Orientalistentag)" pada 24-28 September 2007 lalu, tersebut.

Terima kasih khususnya saya sampaikan buat Prof. Edwin P. Wieringa di Malaiologie Institut, Cologne University, yang telah mengundang saya untuk melakukan penelitian pada Agustus 2006-April 2008, sehingga saya memiliki bahan yang sangat berharga untuk menulis sebuah karya.

Tentu saja, penelitian saya itu juga tidak mungkin terlaksana tanpa beasiswa penuh dari The Alexander von Humboldt-Stiftung, untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya.

Print This Page

0 Kommentare: